MENINGKATKAN
MOTIVASI BELAJAR MUFRODAT MELALUI STRATEGI INDEX CARD
MATCH PADA MATA PELAJARAN BAHASA ARAB DI KELAS X MA NURUSSALAM URANGGANTUNG
CANDIPURO LUMAJANG
TAHUN AJARAN
2015 – 2016
Oleh:
Dzurotus
Stimaril Fuadil Ula (D92213083)
PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN BAHASA ARAB
FAKULTAS
TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN SUNAN
AMPEL SURABAYA
2015
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Masalah
Masalah pendidikan dan pengajaran merupakan masalah yang cukup
kompleks, banyak faktor yang mempengaruhinya. Salah satu faktor tersebut adalah
guru. Guru merupakan komponen pengajaran yang memegang peran penting dan utama.
Karena keberhasilan proses belajar mengajar sangat ditentukan oleh faktor guru.
tugas guru adalah menyampaikan materi pelajaran kepada siswa melalui interaksi
komunikasi dalam proses belajar mengajar yang dilakukannya. Keberhasilan guru
dalam menyampaikan materi sangat tergantung pada kelancaran interaksi
komunikasi antara guru dan siswa. Ketidaklancaran komunikasi akan membawa
akibat terhadap pesan yang diberikan guru.[1]
Di dalam proses belajar mengajar, seorang guru diharapkan mampu
menjadi sosok yang dapat membangkitkan motivasi siswa dalam pembelajaran.
Selain itu, seorang guru juga harus mampu menciptakan suasana pembelajaran yang
efektif. Sehingga proses belajar mengajar dapat berlangsung sesuai dengan yang
diharapkan.[2]
Salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan kita adalah
masalah lemahnya proses pembelajaran. Dalam proses pembelajaran, siswa kurang
di dorong untuk mengembangkan kemampuan berfikir. Proses pembelajaran di dalam
kelas di arahkan kepada kemampuan siswa untuk menghafal informasi, otak anak
dipaksa untuk mengingat dan menimbun berbagai informasi tanpa di tuntut untuk
memahami informasi yang di ingatnya untuk menghubungkan dengan kehidupan
sehari-hari. Akibatnya ketika siswa lulus dari sekolah, mereka pintar secara
teoritis tetapi miskin aplikasi.[3]
Dari penjelasan di atas, guru harus memiliki komitmen, kemauan
keras, dan kemampuan untuk melaksanakan pembelajaran yang sesuai dengan materi
pelajaran. Idealnya, proses pembelajaran tidak hanya diarahkan pada upaya
mendapatkan pengetahuan sebanyak-banyaknya saja, melainkan juga diarahkan pada
penggunaan seluruh pengetahuan yang di dapat tersebut.
Kenyataan dalam pembelajaran yang terjadi selama ini adalah masih
banyak pembelajaran yang bertumpu pada guru. Ada beberapa guru yang masih
melaksanakan pembelajaran sesuai dengan standar proses belajar yang masih di
dominasi oleh ceramah guru dan siswa hanya mendengarkan. Dalam kondisi demikian
pengalaman belajar siswa hanya mendengarkan ceramah guru saja, tanpa ada keaktifan,
kreatifitas dan inovasi dari siswa. Dalam proses pembelajaran yang seperti itu,
memerlukan metode atau strategi yang relevan dengan materi yang disajikan.
Melihat kondisi realita, ketika peneliti melakukan observasi di
sekolah yang dijadikan objek penelitian yaitu MA Nurussalam Uranggantunng
Candipuro Lumajang. Dalam mengikuti pelajaran bahasa arab kelas X MA Nurussalam
Uranggantung Candipuro Lumajang mutunya masih sangat rendah dan perlu adanya
perhatian. Pada waktu pelajaran berlangsung banyak siswa yang ramai, tidur,
sibuk sendiri dengan temannya, bahkan ada yang tak peduli dengan apa yang
disampaikan oleh guru. Itu semua karena metode yang digunakan oleh guru bahasa
arab kelas X MA Nurussalam Uranggantung Candipuro Lumajang sangat monoton yaitu
ceramah dan menghafal. Metode tersebut dilakukan terus-menerus sehingga
mengakibatkan siswa jenuh dan kurang antusias dalam mengikuti pelajaran bahasa
arab. Kesannya siswa tidak di ikut sertakan dalam proses belajar mengajar dan
kurangnya motivasi yang diberikan guru kepada siswa.
Hasil belajar bahasa arab sangat dipengaruhi oleh model
pembelajaran yang di gunakan oleh guru dan motivasi guru kepada siswa dalam
pembelajaran. Model pembelajaran yang tidak tepat akan berdampak pada hasil
belajar yang kurang memuaskan. Oleh karena itu, guru dituntut untuk dapat
menentukan model atau strategi pembelajaran yang tepat supaya memperoleh hasil
belajar yang optimal. Dalam nenerapkan metode pembelajaran yang baru, kelas
tidak akan terlihat fakum dan siswa tidak akan terlihat jenuh. Dengan itu,
siswa akan lebih semangat dalam belajar, aktif dalam kelas baik bertanya,
memberikan gagasan dan lebih berinteraksi lagi dengan lingkungannya.
Untuk menimbulkan motivasi yang akan mendorong siswa agar mencapai
tujuan pembelajaran, maka diperlukan adanya peningkatan aktivitas belajar
siswa. Sedangkan untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa perlu adanya
motivasi-motivasi guru sekiranya siswa menjadi semangat dan giat dalam belajar.
Salah satu alternatif yang penulis ingin tawarkan adalah menerapkan strategi Index
Card Match pada saat kegiatan belajar berlangsung.
Penerapan Index Card Match ini mengajak siswa untuk ikut
berperan aktif dalam melaksanakan pembelajaran, karena di dalam strategi Index Card Match terdapat
beberapa metode dan teknik yang dapat menciptakan susasana belajar menjadi
efektif, efesien dan menyenangkan. Tujuan dari metode Index Card Match
ini adalah untuk melatih peserta didik agar lebih cermat dan lebih kuat
pemahamannya terhadap suatu materi pokok.[4]
Strategi ini sangat tepat jika diterapkan pada pembelajaran bahasa arab
khususnya pada pokok bahasan tentang mufrodat.
Dalam strategi Index Card Match seluruh siswa di ajak untuk ikut
berpartisipasi dalam proses pembelajaran dan siswa akan lebih memahami mufrodat
yang disajikan guru, karena teknik dan metode yang dipakai dalam strategi Index
Card Match bervariasi, sehingga proses pembelajaran menjadi efektif ,
efesien dan menyenangkan.
B.
Rumusan
Masalah
1.
Bagaimana penerapan strategi Index
Card Match dalam meningkatkan motivasi belajar mufrodat pada mata pelajaran
bahasa arab di kelas X MA Nurussalam Uranggantung Candipuro Lumajang?
2.
Bagaimana peningkatkan motivasi
siswa dalam belajar mufrodat setelah di terapkan strategi Index Card Match
pada mata pelajaran bahasa arab di kelas X MA Nurussalam Uranggantung Candipuro
Lumajang?
C.
Tujuan
Tindakan
1.
Untuk mendeskripsikan penerapan
strategi Index Card Match dalam meningkatkan motivasi belajar mufrodat
pada mata pelajaran bahasa arab di kelas X MA Nurussalam Uranggantung Candipuro
Lumajang.
2.
Untuk mendeskripsikan peningkatan
motivasi siswa dalam belajar mufrodat setelah di terapkan strategi Index
Card Match pada mata pelajaran bahasa arab di kelas X MA Nurussalam
Uranggantung Candipuro Lumajang.
D.
Manfaat
Tindakan
1.
Bagi Lembaga Sekolah
Bisa dijadikan bahan pertimbangan di lembaga,
dan sebagai acuan untuk mengembangkan hal-hal yang perlu dikembangkan yang ada
kaitannya dengan melibatkan siswa dalam proses belajar mengajar supaya motivasi
siswa dapat meningkat.
2.
Bagi Guru
Sebagai modal untuk mendesain kegiatan belajar
mengajar kepada siswa untuk dapat meningkatkan keaktifan siswa dan motivasi
siswa.
3.
Bagi Siswa
Dengan dilaksanakannya PTK akan sangat
membantu siswa yang bermasalah atau mengalami kesulitan belajar. Dengan adanya
tindakan yang baru dari guru akan memungkinkan siswa terlibat secara aktif
dalam proses belajar mengajar, mengembangkan daya nalar serta mampu untuk
berfikir yang lebih kreatif sehingga siswa termotivasi untuk mengikuti proses
pembelajaran.
4.
Bagi Peneliti
Dengan dilaksanakan PTK maka peneliti sedikit
demi sedikit mengetahui strategi, media ataupun metode pembelajaran yang sesuai
dengan tujuan atau kompetensi dasar pembelajaran. selain itu peneliti dapat
menyadari bahwa dalam penciptaan kondisi pembelajaran selain penguasaan metode,
strategi dan media juga diperlukan kreatifitas yang tinggi sehingga apa yang
diterapkan sesuai dengan tingkat kemampuan siswa yang sedang belajar.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.
Motivasi Belajar
Menurut McDonald, “motivation is a energy
change with in the person characterized by affective arousal and anticipatory
goal reactions.” Motivasi adalah suatu perubahan energi di dalam pribadi
seseorang yang ditandai dengan timbulnya afektif dan reaksi untuk mencapai
tujuan.[5]
Motivasi belajar bisa datang dari dalam diri
siswa (instrinsik) maupun dari luar diri siswa (ekstrinsik). Untuk
membangkitkan motivasi instrinsik siswa bisa dilakukan dengan berbagai cara
seperti:
a.
Mengapa suatu mata pelajaran
diajarkan dan apa kegunaan prosedur mengajar yang sesuai.
b.
Menunjukkan antusias dalam mengajar
dan menguunakan prosedur mngajar yang sesuai.
c.
Menyajikan bahan pelajaran yang
tidak terlalu mudah dan juga tidak terlalu sulit.
d.
Menjaga disiplin belajar di dalam
kelas.
e.
Memberikan hasil pekerjaan siswa
dalam waktu sesingkat mungkin.
Motivasi belajar sangat penting bagi siswa dan
guru. Bagi siswa pentingnya motivasi belajar adalah sebagai berikut:
a.
Menyadarkan kedudukan pada awal
belajar, proses dan hasil akhir.
b.
Menginformasikan tentang kekuatan
usaha belajar, yang dibandingkan dengan teman sebaya.
c.
Mengarahkan kegiatan belajar.
d.
Meningkatkan semangat belajar.
Motivasi belajar juga penting diketahui oleh
seorang guru karena guru merupakan faktor yang mempengaruhi keberhasilan proses
belajar siswa. Motivasi memiliki beberapa manfaat, yaitu: Meningkatkat,
membangkitkan dan memelihara semangat siswa untuk mencapai tujuannya (berhasil).
B.
Kosa Kata (Mufrodat)
Dalam pemberian pengajaran Mufradat,
Jumlah semua kosa-kata yang diajarkan pada keseluruhan tingkat sekolah yaitu:
dasar, menengah dan lanjutan kira-kira sampai 5.000 kata. Pada tingkat dasar
dan tingkat menengah masing-masing diajarkan 1.500 kata, dan pada tingkat
lanjutan diajarkan 2.000 kata. Pada kedua tingkat: Dasar dan Menengah setiap
pelajaran mengandung 15 kata, sedang pada tingkat Lanjutan setiap pelajaran
membawakan 25 kata baru.
Umumnya penyediaan kosakata didasarkan atas
prinsip-prinsip untuk seleksi kosakata berikut ini:
a)
Prinsip frequency ialah
frekwensi penggunaannya. Kata-kata yang sering digunakan itulah yang dipilih.
b)
Prinsi Range ialah luas
daerah pemakaian suatu kata. Suatu kata yang terdapat dimana-mana lebih penting
dari pada suatu kata yang terdapat dalam suatu situasi tertentu saja, meskipun
frekwensinya tinggi.
c)
Prinsip Availability ialah
pemilihan suatu item atau kata karena kata tersebut diperlukan dan paling tepat
untuk situasi tertentu.
d)
Prinsip Coverage ialah
kemampuan suatu kata untuk mencakup beberapa arti. Kata-kata yang mempunyai
daya cukup yang luas inilah yang biasanya dipilih, seperti kata Inggris bag
dapat mencakup arti suitcase, velise, handbag, dan sack.
e)
Prinsip Learnability ialah
suatu item dipilih karena item itu mudah dipelajari. Seperti kursi, lebih mudah
mengajarkan artinya karena dapat ditujukkan bendanya dari pada kata amn yang
memerlukan definisi yang rumit atau terjemahan.
Untuk urutan penyajian kosakata biasanya
diatur dengan mendahulukan kata-kata yang pengucapannya mudah dari pada yang
pengucapannya sukar, dan mendahulukan kata-kata yang frekwensinya makin
menurun.
C.
Strategi
Pembelajaran
Dalam proses pembelajaran, guru harus memiliki
strategi, agar siswa dapat belajar secara efektif dan efesien. Salah satu
langkah untuk memiliki strategi itu adalah harus menguasai teknik-teknik
penyajian atau biasa disebut metode mengajar.
J.R. David mengemukakan pendapat bahwa dalam
dunia pendidikan, strategi di artikan sebagai a plan, method, or series of
activities designed to achieves a particular educational goal. Jadi,
strategi pembelajaran dapat di artikan sebagai perencanaan yang berisi tentang
rangkaian kegiatan yang di desain untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.
Secara umum strategi mempunyai pengertian suatu
garis-garis haluan untuk bertindak dalam usaha mencapai sasaran yang telah
ditentuan. Dihubungkan dengan strategi belajar mengajar, Strategi bisa di
artikan sebagai pola-pola umum kegiatan guru-anak didik dalam perwujudan
kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan yang telah digariskan. Supri Hadi
dalam mendefinisikan strategi pembelajaran sebagai serangkaian dari keseluruhan
tindakan strategis guru dalam merealisasikan perwujudan kegiatan pembelajaran
aktual yang efektif dan efesien untuk mencapai tujuan pembelajaran.[6]
D.
Metode Index
Card Match
Metode Index Card Match adalah cara
menyenangkan lagi aktif untuk meninjau ulang materi pelajaran. Ia membolehkan
peserta didik untuk berpasangan dan
memainkan kuis dengan lawan
sekelas.[7]
Metode pembelajaran ini termasuk pembelajaran aktif. Dalam pembelajaran aktif
ini siswa di ajak untuk ikut serta dalam semua proses pembelajaran.
Prosedur Index Card Match sebagai
berikut:[8]
a.
Pada kartu Index Card Match
terpisah, tulislah pertanyaan tentang apapun yang diajukakn dalam kelas.
Buatlah kartu pertanyaan yang cukup untuk menyamai satu setengah jumlah siswa.
b.
Pada kartu terpisah, tulislah
jawaban bagi setiap pertanyaan-pertanyaan tersebut.
c.
Campurlah dua lembar kartu dan
kocok beberapa kali sampai benar-benar tercampur.
d.
Berilah satu kartu kepada setiap
peserta didik. Jelaskan bahwa ini adalah latihan permainan. Sebagian memegang
pertanyaan dan sebagian lagi memegang jawaban.
e.
Perintahlah kepada peserta didik
untuk menemukan kartu permainannya.
Ketika permainan dibentuk, perintahlah peserta didik yang bermain untuk mencari
tempat duduk bersama (beritahu mereka jangan menyatakan kepada peserta didik
lain apa yang ada pada kartunya).
f.
Ketika pasangan permainan telah
menempati tempatnya, perintahkan setiap pasangan menguji peserta didik lain
dengan membaca keras pertanyaan teman sekelas untuk menginformasikan jawaban
kepadanya.
Dengan strategi Index Card Match ini,
dapat meningkatkan motivasi belajar mufrodat siswa dalam mata pelajaran bahasa
arab kelas X MA Nurussalam Uranggantung Candipuro Lumajang.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A.
Setting Penelitian dan Karakteristik Subyek Penelitian
1.
Tempat Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di MA
Nurussalam yang terletak di dusun Uranggantung kecamatan Candipuro kabupaten Lumajang.
2.
Subjek Penelitian
Subyek dalam penelitian ini adalah seluruh
siswa kelas X, di MA Nurussalam Uranggantung Candipuro Lumajang tahun pelajaran
2015/2016. dengan jumlah siswa sebanyak 20 siswa.
3.
Waktu Penelitian
Penelitian tindakan kelas dilaksanakan pada semester
ganjil tahun ajaran 2015-2016. Penentuan
waktu penelitian disesuaikan dengan jadwal pelajaran kelas X MA Nurussalam
Uranggantung Candipuro Lumajang, pada hari sabtu, 31 oktober 2015.
B.
Variabel Yang
Diteliti
Dalam penelitian tindakan kelas ini terdapat
dua variabel yang diteliti, yaitu sebagai berikut ini:
1.
Variabel bebas (independent
variable)
Variabel bebas yaitu variabel yang menjadi
sebab terjadinya atau terpengaruhnya variabel Dependent (tak bebas).
Variabel bebas dalam penelitian ini yaitu strategi Index Card Match yang
akan berpengaruh terhadap motivasi belajar mufrodat bahasa arab.
2.
Variabel tak bebas (Dependent)
Variabel tak bebas yaitu variabel yang
nilainya dipengaruhi oleh variabel bebas. Variabel tak bebas dalam penelitian
ini adalah motivasi belajar mufrodat
bahasa arab karena motivasi belajar mufrodat bahasa arab merupahan hasil yang dipengaruhi oleh strategi
Index Card Match.
C.
Rencana Tindakan
1.
Perencanaan (Planing)
a.
Membuat perencanaan pembelajaran.
b.
Menyusun materi yang akan
disampaikan.
c.
Membuat alat observasi untuk
mengetahui tingkat motivasi siswa.
d.
Membentuk kelompok dengan
pengelompokan heterogenitas berdasarkan latar belakang akademis, jenis kelamin
dan kemampuan akademis.
e.
Menyusun langkah-langkah
pembelajaran yang logis dan sistematis, sehingga mudah dipahami oleh peserta
didik.
f.
Menyusun alat evaluasi berupa test
kelompok dan individu.
2.
Tindakan (Acting)
a.
Pendahuluan
1.
Mengucapkan salam dilanjutkan do`a
bersama.
2.
Guru mengadakan apersepsi dengan
cara menghubunngkan pengetahuan siswa dengan materi yang akan disampaikan.
3.
Guru menjelaskan rencana kegiatan
pembelajaran.
b.
Kegiatan inti
1.
Guru memberikan gambaran
pembelajaran yang menyenangkan dengan menggunakan strategi index card match
yang akan mereka lakukan dalam kegiatan belajar mengajar.
2.
Guru menjelaskan materi yang akan
dibahas.
3.
Guru membagi siswa menjadi beberapa
kelompok di sesuaikan dengan jumlah kelas, dan dalam pengelompokan tersebut
dibagi secara heterogen.
4.
Tiap kelompok melaksanakan dan
menjawab tugas atau pertanyaan yang diberikan oleh guru sesuai jumlah babak
yang ditentukan.
5.
Selama kegiatan berlangsung guru
melakukan penilaian.
6.
Memberikan pujian atau rewad
kepada kelompok yang memperoleh poin terbanyak.
c.
Refleksi
1.
Mengadakan refleksi terhadap proses
dan hasil belajar pada waktu itu tentang beberapa hal yang perlu mendapat
perhahtian dari sebuah rencana kegiatan pembelajaran.
2.
Guru memberikan kesempatan kepada
siswa untuk menanyakan permasalahan yanng belum di mengerti terkait dengan
pembelajaran yang baru dilaksanakan.
d.
Penilaian
1.
Keseriusan dan partisipasi siswa
ketika proses belajar mengajar.
2.
Kemampuan siswa dalam bekerja
kelompok.
3.
Keantusiasan siswa dalam kegiatan
belajar mengajar.
4.
Keaktifan dan kontribusi siswa
dalam proses pembelajaran.
5.
Ketanggapan siswa dalam menjawab
setiap pertanyaan yang di berikan oleh guru.
3.
Pengematan (Observing)
Selama kegiatan pembelajaran berlangsung,
peneliti mengumpulkan data-data yang diperoleh dari hasil dokumentasi berupa
foto siswa pada setiap seasion dalam mengikuti proses pembelajaran dan
melalui pengamatan tertulis yang dicatat pada lembar pengamatan, antara lain:
a.
Tingkat motivasi siswa dalam
mengikuti kegiatan belajar mengajar.
b.
Semangat peserta didik dalam
mengikuti kegiatan belajar mengajar.
c.
Hasil belajar atau prestasi siswa
yang diperoleh dari nilai hasil pre tes dan nilai pos tes.
4.
Refleksi (Reflecting)
Dalam
penelitian tindakan kelas, refleksi dilakukan secara continu sejalan dengan
kemajuan penerapan tindakan, menggunakan berbagai metode yang dipandang paling
tepat yang dapat di ubah setiap saat, dan umumnya ditujukan untuk mengembangkan
rekomendasi-rekomendasi untuk perencanaan siklus penelitian berikutnya.
Dalam tahap
refleksi ini, peneliti dapat menganalisis dampak tindakan dan hasil
implementasi satu tahap penelitian dengan temuan-temuan dari penelitian yang
lain.
Data dari
hasil pengamatan observasi dan hasil belajar siswa digunakan untuk menyusun
refleksi. Refleksi merupakan kegiatan sintesis analisis, integrasi,
interprestasi, dan explansi terhadap semua informasi yang diperoleh dari
pelaksanaan tindakan.
D.
Data Dan Teknik Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data yang benar dan akurat
dalam penelitian tindakan kelas , peneliti menggunakan teknik pengumpulan data berupa:
1.
Wawancara
Wawancara adalah bentuk komunikasi antara dua
orang dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan berdasarkan tujuan tertentu.
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan
jenis wawancara terstruktur, yaitu menetapkan sendiri masalah dan
pertanyaan-pertanyaan yang akan diajukan.
2.
Observasi
Observasi diartikan sebagai pengamatan dan
pencatatan secara sistematik terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian.[9]
Peneliti mengamati secara langsung peristiwa
di lapangan sebagai pengamat yang berperan untuk memperoleh suatu keyakinan
tentang keabsahan data dengan mencatat perilaku dan kejadian sebagaimana yang
terjadi pada keadaan yang sebenarnya. Dengan itu, peneliti memperoleh informasi
apa saja yang dibutuhkannya.
Jenis observasi yang digunakan peneliti adalah
observasi aktivitas kelas, observasi ini merupakan suatu pengamatan langsung
terhadap siswa dengan memperhatikan tingkah lakunya dalam pembelajaran,
sehingga peneliti memperoleh gambaran suasana kelas dan dapat melihat secara
langsung tingkah laku siswa dan komunikasi antara siswa dan guru.
3.
Dokumentasi
Metode dokumentasi adalah mencari data
mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat
kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, legger, agenda dan sebagainya.[10]
Pembuktian (Examining) dilakukan dengan
mencari bukti-bukti dokumenter, antara lain:
1.
Dokumen;
2.
Jurnal; dan
3.
Catatan lapangan.
Peneliti menggunakan metode ini untuk
mengungkapkan data hasil pelaksanaan penelitian siswa dalam penguasaan materi,
sehingga dapat mencapai hasil yang lebih, absensi kelas untuk mengetahui data
siswa yang mengikuti pembelajaran bahasa arab dengan menggunakan strategi index
card match, serta catatan lapangan dari hasil pengamatan sebagai pelengkap
data penelitian sehingga diharapkan semua data yang tidak dalam observasi dapat
dikumpulkan dalam penelitian ini.
4.
Indikator Kinerja
Indikator kinerja yang digunakan dalam
menentukan keberhasilan pelaksanaan strategi pembelajaran adalah indikator
kualitatif berupa keantusiasan siswa mengikuti pembelajaran dan sikap mereka
terhadap strategi pembelajaran yang dikembangkan dan indikator kuantitatif
berupa besarnya skor ujian yang diperoleh siswa dan selanjutnya dibandingkan
dengan batas minimal lulus (kriteria ketuntasan minimal) mata pelajaran bahasa
Arab di MA. Nurussalam Uranggantung
Candipuro Lumajang.
E.
Jadwal Penelitian
Jadwal
Penelitian
|
Oktober
|
Novemeber
|
Desember
|
||||||
3
|
4
|
1
|
2
|
3
|
4
|
1
|
2
|
3
|
|
1. persiapan penelitian
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
a.
Permohonan izin
|
|
X
|
|
|
|
|
|
|
|
b.
Pelaksanaan observasi
|
|
X
|
|
|
|
|
|
|
|
c.
Menulis identifikasi masalah.
|
|
|
X
|
|
|
|
|
|
|
d.
Merumuskan masalah
|
|
|
|
X
|
|
|
|
|
|
e.
Penyusunan laporan
|
|
|
|
|
X
|
|
|
|
|
f.
Presentasi hasil penelitian
|
|
|
|
|
|
X
|
X
|
X
|
|
g.
Penyusunan proposal
|
|
|
|
|
|
|
|
|
X
|
DAFTAR PUSTAKA
Murni, Wahid.
2008. Penelitian Tindakan Kelas Dari Teori Menuju Praktek. Malang: UM. Press.
Margono. 2000.
Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan
Praktek. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Sanjana, Wina.
2007. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta:
Kencana Prenada Media Group.
Asnawir dan
Basyiruddin Usman. 2002. Media Pembelajaran. Jakarta: Ciputat Pers.
Hamalik, Oemar.
2007. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Ismail SM.
2008. Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM (Pembelajaran Aktif,
Inovatif, Kreatif, Efektif, Dan Menyenangkan). Semarang: Rasail Media Group.
Hamalik, Oemar.
2010. Psikologi Belajar & Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensindo.
Silberman, Melvin.
2007. Active Learning 101 Strategi
Pembelajaran Aktif. Yogyakarta: Madani.
Arikunto, Suharsimi.
1990. Manajemen Pengajaran Secara Manusiawi. Jakarta: PT Rineka Cipta.
LAMPIRAN
[3] Wina sanjaya, strategi pembelajaran
berorientasi standar proses pendidikan, (jakarta: kencana, 2007), hlm. 1
[4] Ismail SM, strategi pembelajaran agama islam
berbasis PAIKEM (pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan
menyenangkan), (semarang: rasail media group, 2008), hlm.82
[6] Wahid murni, penelitian tindakan kelas dari
teori menuju praktek (malang: UM. Press, 2008), hal. 64-65
[7] Melvin silberman, active learning 101 strategi pembelajaran aktif, (yogyakarta:
madani, 2007), hlm. 240
[10] Suharsini, arikunto. Prosedur penelitian
suatu pendekatan praktek, (jakrta: PT rineka cipta, 2006), hlm.231
Tidak ada komentar:
Posting Komentar