Jumat, 18 Maret 2016

PROPOSAL PTK

MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MUFRODAT MELALUI STRATEGI INDEX CARD MATCH PADA MATA PELAJARAN BAHASA ARAB DI KELAS X MA NURUSSALAM URANGGANTUNG CANDIPURO LUMAJANG
TAHUN AJARAN 2015 – 2016

Description: Description: Description: Description: Description: Description: Description: Description: Description: Description: Description: Description: Description: Description: Description: Description: Description: Description: Description: Description: D:\UIN SAYA.png

Oleh:
Dzurotus Stimaril Fuadil Ula (D92213083)



PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA ARAB
FAKULTAS TARBIYAH  DAN KEGURUAN
UIN SUNAN AMPEL SURABAYA
2015
BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang Masalah
Masalah pendidikan dan pengajaran merupakan masalah yang cukup kompleks, banyak faktor yang mempengaruhinya. Salah satu faktor tersebut adalah guru. Guru merupakan komponen pengajaran yang memegang peran penting dan utama. Karena keberhasilan proses belajar mengajar sangat ditentukan oleh faktor guru. tugas guru adalah menyampaikan materi pelajaran kepada siswa melalui interaksi komunikasi dalam proses belajar mengajar yang dilakukannya. Keberhasilan guru dalam menyampaikan materi sangat tergantung pada kelancaran interaksi komunikasi antara guru dan siswa. Ketidaklancaran komunikasi akan membawa akibat terhadap pesan yang diberikan guru.[1]
Di dalam proses belajar mengajar, seorang guru diharapkan mampu menjadi sosok yang dapat membangkitkan motivasi siswa dalam pembelajaran. Selain itu, seorang guru juga harus mampu menciptakan suasana pembelajaran yang efektif. Sehingga proses belajar mengajar dapat berlangsung sesuai dengan yang diharapkan.[2]
Salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan kita adalah masalah lemahnya proses pembelajaran. Dalam proses pembelajaran, siswa kurang di dorong untuk mengembangkan kemampuan berfikir. Proses pembelajaran di dalam kelas di arahkan kepada kemampuan siswa untuk menghafal informasi, otak anak dipaksa untuk mengingat dan menimbun berbagai informasi tanpa di tuntut untuk memahami informasi yang di ingatnya untuk menghubungkan dengan kehidupan sehari-hari. Akibatnya ketika siswa lulus dari sekolah, mereka pintar secara teoritis tetapi miskin aplikasi.[3]
Dari penjelasan di atas, guru harus memiliki komitmen, kemauan keras, dan kemampuan untuk melaksanakan pembelajaran yang sesuai dengan materi pelajaran. Idealnya, proses pembelajaran tidak hanya diarahkan pada upaya mendapatkan pengetahuan sebanyak-banyaknya saja, melainkan juga diarahkan pada penggunaan seluruh pengetahuan yang di dapat tersebut.
Kenyataan dalam pembelajaran yang terjadi selama ini adalah masih banyak pembelajaran yang bertumpu pada guru. Ada beberapa guru yang masih melaksanakan pembelajaran sesuai dengan standar proses belajar yang masih di dominasi oleh ceramah guru dan siswa hanya mendengarkan. Dalam kondisi demikian pengalaman belajar siswa hanya mendengarkan ceramah guru saja, tanpa ada keaktifan, kreatifitas dan inovasi dari siswa. Dalam proses pembelajaran yang seperti itu, memerlukan metode atau strategi yang relevan dengan materi yang disajikan.
Melihat kondisi realita, ketika peneliti melakukan observasi di sekolah yang dijadikan objek penelitian yaitu MA Nurussalam Uranggantunng Candipuro Lumajang. Dalam mengikuti pelajaran bahasa arab kelas X MA Nurussalam Uranggantung Candipuro Lumajang mutunya masih sangat rendah dan perlu adanya perhatian. Pada waktu pelajaran berlangsung banyak siswa yang ramai, tidur, sibuk sendiri dengan temannya, bahkan ada yang tak peduli dengan apa yang disampaikan oleh guru. Itu semua karena metode yang digunakan oleh guru bahasa arab kelas X MA Nurussalam Uranggantung Candipuro Lumajang sangat monoton yaitu ceramah dan menghafal. Metode tersebut dilakukan terus-menerus sehingga mengakibatkan siswa jenuh dan kurang antusias dalam mengikuti pelajaran bahasa arab. Kesannya siswa tidak di ikut sertakan dalam proses belajar mengajar dan kurangnya motivasi yang diberikan guru kepada siswa.
Hasil belajar bahasa arab sangat dipengaruhi oleh model pembelajaran yang di gunakan oleh guru dan motivasi guru kepada siswa dalam pembelajaran. Model pembelajaran yang tidak tepat akan berdampak pada hasil belajar yang kurang memuaskan. Oleh karena itu, guru dituntut untuk dapat menentukan model atau strategi pembelajaran yang tepat supaya memperoleh hasil belajar yang optimal. Dalam nenerapkan metode pembelajaran yang baru, kelas tidak akan terlihat fakum dan siswa tidak akan terlihat jenuh. Dengan itu, siswa akan lebih semangat dalam belajar, aktif dalam kelas baik bertanya, memberikan gagasan dan lebih berinteraksi lagi dengan lingkungannya.
Untuk menimbulkan motivasi yang akan mendorong siswa agar mencapai tujuan pembelajaran, maka diperlukan adanya peningkatan aktivitas belajar siswa. Sedangkan untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa perlu adanya motivasi-motivasi guru sekiranya siswa menjadi semangat dan giat dalam belajar. Salah satu alternatif yang penulis ingin tawarkan adalah menerapkan strategi Index Card Match pada saat kegiatan belajar berlangsung.
Penerapan Index Card Match ini mengajak siswa untuk ikut berperan aktif dalam melaksanakan pembelajaran, karena di dalam  strategi Index Card Match terdapat beberapa metode dan teknik yang dapat menciptakan susasana belajar menjadi efektif, efesien dan menyenangkan. Tujuan dari metode Index Card Match ini adalah untuk melatih peserta didik agar lebih cermat dan lebih kuat pemahamannya terhadap suatu materi pokok.[4] Strategi ini sangat tepat jika diterapkan pada pembelajaran bahasa arab khususnya pada pokok bahasan tentang mufrodat.  Dalam strategi Index Card Match seluruh siswa di ajak untuk ikut berpartisipasi dalam proses pembelajaran dan siswa akan lebih memahami mufrodat yang disajikan guru, karena teknik dan metode yang dipakai dalam strategi Index Card Match bervariasi, sehingga proses pembelajaran menjadi efektif , efesien dan menyenangkan.

B.     Rumusan Masalah
1.      Bagaimana penerapan strategi Index Card Match dalam meningkatkan motivasi belajar mufrodat pada mata pelajaran bahasa arab di kelas X MA Nurussalam Uranggantung Candipuro Lumajang?
2.      Bagaimana peningkatkan motivasi siswa dalam belajar mufrodat setelah di terapkan strategi Index Card Match pada mata pelajaran bahasa arab di kelas X MA Nurussalam Uranggantung Candipuro Lumajang?

C.    Tujuan Tindakan
1.      Untuk mendeskripsikan penerapan strategi Index Card Match dalam meningkatkan motivasi belajar mufrodat pada mata pelajaran bahasa arab di kelas X MA Nurussalam Uranggantung Candipuro Lumajang.
2.      Untuk mendeskripsikan peningkatan motivasi siswa dalam belajar mufrodat setelah di terapkan strategi Index Card Match pada mata pelajaran bahasa arab di kelas X MA Nurussalam Uranggantung Candipuro Lumajang.



D.    Manfaat Tindakan
1.      Bagi Lembaga Sekolah
Bisa dijadikan bahan pertimbangan di lembaga, dan sebagai acuan untuk mengembangkan hal-hal yang perlu dikembangkan yang ada kaitannya dengan melibatkan siswa dalam proses belajar mengajar supaya motivasi siswa dapat meningkat.
2.      Bagi Guru
Sebagai modal untuk mendesain kegiatan belajar mengajar kepada siswa untuk dapat meningkatkan keaktifan siswa dan motivasi siswa.
3.      Bagi Siswa
Dengan dilaksanakannya PTK akan sangat membantu siswa yang bermasalah atau mengalami kesulitan belajar. Dengan adanya tindakan yang baru dari guru akan memungkinkan siswa terlibat secara aktif dalam proses belajar mengajar, mengembangkan daya nalar serta mampu untuk berfikir yang lebih kreatif sehingga siswa termotivasi untuk mengikuti proses pembelajaran.
4.      Bagi Peneliti
Dengan dilaksanakan PTK maka peneliti sedikit demi sedikit mengetahui strategi, media ataupun metode pembelajaran yang sesuai dengan tujuan atau kompetensi dasar pembelajaran. selain itu peneliti dapat menyadari bahwa dalam penciptaan kondisi pembelajaran selain penguasaan metode, strategi dan media juga diperlukan kreatifitas yang tinggi sehingga apa yang diterapkan sesuai dengan tingkat kemampuan siswa yang sedang belajar.





BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.    Motivasi Belajar
Menurut McDonald, “motivation is a energy change with in the person characterized by affective arousal and anticipatory goal reactions.” Motivasi adalah suatu perubahan energi di dalam pribadi seseorang yang ditandai dengan timbulnya afektif dan reaksi untuk mencapai tujuan.[5]
Motivasi belajar bisa datang dari dalam diri siswa (instrinsik) maupun dari luar diri siswa (ekstrinsik). Untuk membangkitkan motivasi instrinsik siswa bisa dilakukan dengan berbagai cara seperti:
a.       Mengapa suatu mata pelajaran diajarkan dan apa kegunaan prosedur mengajar yang sesuai.
b.      Menunjukkan antusias dalam mengajar dan menguunakan prosedur mngajar yang sesuai.
c.       Menyajikan bahan pelajaran yang tidak terlalu mudah dan juga tidak terlalu sulit.
d.      Menjaga disiplin belajar di dalam kelas.
e.       Memberikan hasil pekerjaan siswa dalam waktu sesingkat mungkin.
Motivasi belajar sangat penting bagi siswa dan guru. Bagi siswa pentingnya motivasi belajar adalah sebagai berikut:
a.       Menyadarkan kedudukan pada awal belajar, proses dan hasil akhir.
b.      Menginformasikan tentang kekuatan usaha belajar, yang dibandingkan dengan teman sebaya.
c.       Mengarahkan kegiatan belajar.
d.      Meningkatkan semangat belajar.
Motivasi belajar juga penting diketahui oleh seorang guru karena guru merupakan faktor yang mempengaruhi keberhasilan proses belajar siswa. Motivasi memiliki beberapa manfaat, yaitu: Meningkatkat, membangkitkan dan memelihara semangat siswa untuk mencapai tujuannya (berhasil).
B.     Kosa Kata (Mufrodat)
Dalam pemberian pengajaran Mufradat, Jumlah semua kosa-kata yang diajarkan pada keseluruhan tingkat sekolah yaitu: dasar, menengah dan lanjutan kira-kira sampai 5.000 kata. Pada tingkat dasar dan tingkat menengah masing-masing diajarkan 1.500 kata, dan pada tingkat lanjutan diajarkan 2.000 kata. Pada kedua tingkat: Dasar dan Menengah setiap pelajaran mengandung 15 kata, sedang pada tingkat Lanjutan setiap pelajaran membawakan 25 kata baru.
Umumnya penyediaan kosakata didasarkan atas prinsip-prinsip untuk seleksi kosakata berikut ini:
a)      Prinsip frequency ialah frekwensi penggunaannya. Kata-kata yang sering digunakan itulah yang dipilih.
b)      Prinsi Range ialah luas daerah pemakaian suatu kata. Suatu kata yang terdapat dimana-mana lebih penting dari pada suatu kata yang terdapat dalam suatu situasi tertentu saja, meskipun frekwensinya tinggi.
c)      Prinsip Availability ialah pemilihan suatu item atau kata karena kata tersebut diperlukan dan paling tepat untuk situasi tertentu.
d)     Prinsip Coverage ialah kemampuan suatu kata untuk mencakup beberapa arti. Kata-kata yang mempunyai daya cukup yang luas inilah yang biasanya dipilih, seperti kata Inggris bag dapat mencakup arti suitcase, velise, handbag, dan sack.
e)      Prinsip Learnability ialah suatu item dipilih karena item itu mudah dipelajari. Seperti kursi, lebih mudah mengajarkan artinya karena dapat ditujukkan bendanya dari pada kata amn yang memerlukan definisi yang rumit atau terjemahan.
Untuk urutan penyajian kosakata biasanya diatur dengan mendahulukan kata-kata yang pengucapannya mudah dari pada yang pengucapannya sukar, dan mendahulukan kata-kata yang frekwensinya makin menurun. 
C.    Strategi Pembelajaran
Dalam proses pembelajaran, guru harus memiliki strategi, agar siswa dapat belajar secara efektif dan efesien. Salah satu langkah untuk memiliki strategi itu adalah harus menguasai teknik-teknik penyajian atau biasa disebut metode mengajar.
J.R. David mengemukakan pendapat bahwa dalam dunia pendidikan, strategi di artikan sebagai a plan, method, or series of activities designed to achieves a particular educational goal. Jadi, strategi pembelajaran dapat di artikan sebagai perencanaan yang berisi tentang rangkaian kegiatan yang di desain untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.
Secara umum strategi mempunyai pengertian suatu garis-garis haluan untuk bertindak dalam usaha mencapai sasaran yang telah ditentuan. Dihubungkan dengan strategi belajar mengajar, Strategi bisa di artikan sebagai pola-pola umum kegiatan guru-anak didik dalam perwujudan kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan yang telah digariskan. Supri Hadi dalam mendefinisikan strategi pembelajaran sebagai serangkaian dari keseluruhan tindakan strategis guru dalam merealisasikan perwujudan kegiatan pembelajaran aktual yang efektif dan efesien untuk mencapai tujuan pembelajaran.[6]
D.    Metode Index Card Match
Metode Index Card Match adalah cara menyenangkan lagi aktif untuk meninjau ulang materi pelajaran. Ia membolehkan peserta didik untuk berpasangan dan  memainkan kuis dengan  lawan sekelas.[7] Metode pembelajaran ini termasuk pembelajaran aktif. Dalam pembelajaran aktif ini siswa di ajak untuk ikut serta dalam semua proses pembelajaran.
Prosedur Index Card Match sebagai berikut:[8]
a.       Pada kartu Index Card Match terpisah, tulislah pertanyaan tentang apapun yang diajukakn dalam kelas. Buatlah kartu pertanyaan yang cukup untuk menyamai satu setengah jumlah siswa.
b.      Pada kartu terpisah, tulislah jawaban bagi setiap pertanyaan-pertanyaan tersebut.
c.       Campurlah dua lembar kartu dan kocok beberapa kali sampai benar-benar tercampur.
d.      Berilah satu kartu kepada setiap peserta didik. Jelaskan bahwa ini adalah latihan permainan. Sebagian memegang pertanyaan dan sebagian lagi memegang jawaban.
e.       Perintahlah kepada peserta didik untuk menemukan kartu  permainannya. Ketika permainan dibentuk, perintahlah peserta didik yang bermain untuk mencari tempat duduk bersama (beritahu mereka jangan menyatakan kepada peserta didik lain apa yang ada pada kartunya).
f.       Ketika pasangan permainan telah menempati tempatnya, perintahkan setiap pasangan menguji peserta didik lain dengan membaca keras pertanyaan teman sekelas untuk menginformasikan jawaban kepadanya.
Dengan strategi Index Card Match ini, dapat meningkatkan motivasi belajar mufrodat siswa dalam mata pelajaran bahasa arab kelas X MA Nurussalam Uranggantung Candipuro Lumajang.















BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A.    Setting Penelitian dan Karakteristik Subyek Penelitian
1.      Tempat Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di MA Nurussalam yang terletak di dusun Uranggantung kecamatan Candipuro kabupaten Lumajang.
2.      Subjek Penelitian
Subyek dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X, di MA Nurussalam Uranggantung Candipuro Lumajang tahun pelajaran 2015/2016. dengan jumlah siswa sebanyak 20 siswa.
3.      Waktu Penelitian
Penelitian tindakan kelas dilaksanakan pada semester ganjil tahun ajaran 2015-2016.  Penentuan waktu penelitian disesuaikan dengan jadwal pelajaran kelas X MA Nurussalam Uranggantung Candipuro Lumajang, pada hari sabtu, 31 oktober 2015.
B.     Variabel Yang Diteliti
Dalam penelitian tindakan kelas ini terdapat dua variabel yang diteliti, yaitu sebagai berikut ini:
1.      Variabel bebas (independent variable)
Variabel bebas yaitu variabel yang menjadi sebab terjadinya atau terpengaruhnya variabel Dependent (tak bebas). Variabel bebas dalam penelitian ini yaitu strategi Index Card Match yang akan berpengaruh terhadap motivasi belajar mufrodat bahasa arab.
2.      Variabel tak bebas (Dependent)
Variabel tak bebas yaitu variabel yang nilainya dipengaruhi oleh variabel bebas. Variabel tak bebas dalam penelitian ini adalah  motivasi belajar mufrodat bahasa arab karena motivasi belajar mufrodat bahasa arab  merupahan hasil yang dipengaruhi oleh strategi Index Card Match.
C.    Rencana Tindakan
1.      Perencanaan (Planing)
a.       Membuat perencanaan pembelajaran.
b.      Menyusun materi yang akan disampaikan.
c.       Membuat alat observasi untuk mengetahui tingkat motivasi siswa.
d.      Membentuk kelompok dengan pengelompokan heterogenitas berdasarkan latar belakang akademis, jenis kelamin dan kemampuan akademis.
e.       Menyusun langkah-langkah pembelajaran yang logis dan sistematis, sehingga mudah dipahami oleh peserta didik.
f.       Menyusun alat evaluasi berupa test kelompok dan individu.
2.      Tindakan (Acting)
a.       Pendahuluan
1.      Mengucapkan salam dilanjutkan do`a bersama.
2.      Guru mengadakan apersepsi dengan cara menghubunngkan pengetahuan siswa dengan materi yang akan disampaikan.
3.      Guru menjelaskan rencana kegiatan pembelajaran.
b.      Kegiatan inti
1.      Guru memberikan gambaran pembelajaran yang menyenangkan dengan menggunakan strategi index card match yang akan mereka lakukan dalam kegiatan belajar mengajar.
2.      Guru menjelaskan materi yang akan dibahas.
3.      Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok di sesuaikan dengan jumlah kelas, dan dalam pengelompokan tersebut dibagi secara heterogen.
4.      Tiap kelompok melaksanakan dan menjawab tugas atau pertanyaan yang diberikan oleh guru sesuai jumlah babak yang ditentukan.
5.      Selama kegiatan berlangsung guru melakukan penilaian.
6.      Memberikan pujian atau rewad kepada kelompok yang memperoleh poin terbanyak.



c.       Refleksi
1.      Mengadakan refleksi terhadap proses dan hasil belajar pada waktu itu tentang beberapa hal yang perlu mendapat perhahtian dari sebuah rencana kegiatan pembelajaran.
2.      Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menanyakan permasalahan yanng belum di mengerti terkait dengan pembelajaran yang baru dilaksanakan.
d.      Penilaian
1.      Keseriusan dan partisipasi siswa ketika proses belajar mengajar.
2.      Kemampuan siswa dalam bekerja kelompok.
3.      Keantusiasan siswa dalam kegiatan belajar mengajar.
4.      Keaktifan dan kontribusi siswa dalam proses pembelajaran.
5.      Ketanggapan siswa dalam menjawab setiap pertanyaan yang di berikan oleh guru.
3.      Pengematan (Observing)
Selama kegiatan pembelajaran berlangsung, peneliti mengumpulkan data-data yang diperoleh dari hasil dokumentasi berupa foto siswa pada setiap seasion dalam mengikuti proses pembelajaran dan melalui pengamatan tertulis yang dicatat pada lembar pengamatan, antara lain:
a.       Tingkat motivasi siswa dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar.
b.      Semangat peserta didik dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar.
c.       Hasil belajar atau prestasi siswa yang diperoleh dari nilai hasil pre tes dan nilai pos tes.
4.      Refleksi (Reflecting)
Dalam penelitian tindakan kelas, refleksi dilakukan secara continu sejalan dengan kemajuan penerapan tindakan, menggunakan berbagai metode yang dipandang paling tepat yang dapat di ubah setiap saat, dan umumnya ditujukan untuk mengembangkan rekomendasi-rekomendasi untuk perencanaan siklus penelitian berikutnya.
Dalam tahap refleksi ini, peneliti dapat menganalisis dampak tindakan dan hasil implementasi satu tahap penelitian dengan temuan-temuan dari penelitian yang lain.
Data dari hasil pengamatan observasi dan hasil belajar siswa digunakan untuk menyusun refleksi. Refleksi merupakan kegiatan sintesis analisis, integrasi, interprestasi, dan explansi terhadap semua informasi yang diperoleh dari pelaksanaan tindakan.
D.    Data Dan Teknik Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data yang benar dan akurat dalam penelitian tindakan kelas , peneliti menggunakan teknik pengumpulan data berupa:
1.      Wawancara
Wawancara adalah bentuk komunikasi antara dua orang dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan berdasarkan tujuan tertentu.
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan jenis wawancara terstruktur, yaitu menetapkan sendiri masalah dan pertanyaan-pertanyaan yang akan diajukan.
2.      Observasi
Observasi diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian.[9]
Peneliti mengamati secara langsung peristiwa di lapangan sebagai pengamat yang berperan untuk memperoleh suatu keyakinan tentang keabsahan data dengan mencatat perilaku dan kejadian sebagaimana yang terjadi pada keadaan yang sebenarnya. Dengan itu, peneliti memperoleh informasi apa saja yang dibutuhkannya.
Jenis observasi yang digunakan peneliti adalah observasi aktivitas kelas, observasi ini merupakan suatu pengamatan langsung terhadap siswa dengan memperhatikan tingkah lakunya dalam pembelajaran, sehingga peneliti memperoleh gambaran suasana kelas dan dapat melihat secara langsung tingkah laku siswa dan komunikasi antara siswa dan guru.


3.      Dokumentasi
Metode dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, legger, agenda dan sebagainya.[10]
Pembuktian (Examining) dilakukan dengan mencari bukti-bukti dokumenter, antara lain:
1.      Dokumen;
2.      Jurnal; dan
3.      Catatan lapangan.
Peneliti menggunakan metode ini untuk mengungkapkan data hasil pelaksanaan penelitian siswa dalam penguasaan materi, sehingga dapat mencapai hasil yang lebih, absensi kelas untuk mengetahui data siswa yang mengikuti pembelajaran bahasa arab dengan menggunakan strategi index card match, serta catatan lapangan dari hasil pengamatan sebagai pelengkap data penelitian sehingga diharapkan semua data yang tidak dalam observasi dapat dikumpulkan dalam penelitian ini.
4.      Indikator Kinerja
Indikator kinerja yang digunakan dalam menentukan keberhasilan pelaksanaan strategi pembelajaran adalah indikator kualitatif berupa keantusiasan siswa mengikuti pembelajaran dan sikap mereka terhadap strategi pembelajaran yang dikembangkan dan indikator kuantitatif berupa besarnya skor ujian yang diperoleh siswa dan selanjutnya dibandingkan dengan batas minimal lulus (kriteria ketuntasan minimal) mata pelajaran bahasa Arab di MA.  Nurussalam Uranggantung Candipuro Lumajang.




E.     Jadwal Penelitian

Jadwal Penelitian
Oktober
Novemeber
Desember
3
4
1
2
3
4
1
2
3
1. persiapan penelitian









a.       Permohonan izin

X







b.      Pelaksanaan observasi

X







c.       Menulis identifikasi masalah.


X






d.      Merumuskan masalah



X





e.       Penyusunan laporan




X




f.       Presentasi hasil penelitian





X
X
X

g.      Penyusunan proposal








X














DAFTAR PUSTAKA

Murni, Wahid. 2008. Penelitian Tindakan Kelas Dari Teori Menuju Praktek. Malang: UM. Press.
Margono. 2000. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Arikunto, Suharsimi.  2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Sanjana, Wina. 2007. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Asnawir dan Basyiruddin Usman. 2002. Media Pembelajaran. Jakarta: Ciputat Pers.
Hamalik, Oemar. 2007. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Ismail SM. 2008. Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM (Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, Dan Menyenangkan). Semarang: Rasail Media Group.
Hamalik, Oemar. 2010. Psikologi Belajar & Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensindo.
Silberman, Melvin. 2007. Active Learning 101  Strategi Pembelajaran Aktif. Yogyakarta: Madani.
Arikunto, Suharsimi. 1990. Manajemen Pengajaran Secara Manusiawi. Jakarta: PT Rineka Cipta.










LAMPIRAN

Description: Description: Description: Description: Description: Description: Description: Description: Description: Description: Description: Description: Description: Description: Description: D:\IMG-20151109-WA0001.jpg

Description: Description: Description: Description: Description: Description: Description: Description: Description: Description: Description: Description: Description: Description: Description: D:\IMG_20151108_125143.jpg               Description: Description: Description: Description: Description: Description: Description: Description: Description: Description: Description: Description: Description: Description: Description: D:\IMG_20151108_132305.jpg

Description: Description: Description: Description: Description: Description: Description: Description: Description: Description: Description: Description: Description: Description: Description: D:\IMG_20151108_124954.jpg



[1] Asnawir dan basyiruddin usman, media pembelajaran, (jakarta: ciputat pers, 2002), hlm. 1
[2] Oemar hamalik, kurikulum dan pembelajaran, (jakarta: pt. Bumi aksara, 2007), hlm. 9
[3] Wina sanjaya, strategi pembelajaran berorientasi standar proses pendidikan, (jakarta: kencana, 2007), hlm. 1
[4] Ismail SM, strategi pembelajaran agama islam berbasis PAIKEM (pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan), (semarang: rasail media group, 2008), hlm.82
[5] Oemar hamalik, psikologi belajar & mengajar, (bandung: sinar baru algensindo, 2010), hlm. 173
[6] Wahid murni, penelitian tindakan kelas dari teori menuju praktek (malang: UM. Press, 2008), hal. 64-65
[7] Melvin silberman, active learning 101  strategi pembelajaran aktif, (yogyakarta: madani, 2007), hlm. 240
[8] Ibid, hlm.240
[9] Margono, metodologi penelitian pendidikan, (jakarta: PT rineka cipta, 2000), hlm. 158
[10] Suharsini, arikunto. Prosedur penelitian suatu pendekatan praktek, (jakrta: PT rineka cipta, 2006), hlm.231

Tidak ada komentar:

Posting Komentar